JAKARTA, iNews.id – Teater Svatuhari menampilkan musikal berjudul Violet: Beda Warna pada 27 (pratinjau) 28 dan 29 Januari 2023, musikal orisinal ini dipertunjukkan di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Musikal yang diproduksi oleh Joseph Moris dan disutradarai oleh Rinaldy Zulkarnain ini juga menampilkan pemeran yang terdiri dari pengaruh teater dan pemain panggung.
Drama musikal berjudul “Violet” ini berlatar belakang sebuah daerah bernama Tanawarna, sebuah negara yang memiliki empat suku yang hidup rukun, yaitu:
Wangsa Jambu (merah muda), yaitu suku yang berisi para penasehat dan patih yang bijaksana.
Wangsa Merah (red), yaitu suku yang terdiri dari orang-orang pejuang dan pembela yang gagah berani.
Wangsa Kuning (kuning), yaitu suku yang berisi para saudagar dan pedagang yang licik.
Wangsa Biru (biru), yaitu suku yang beranggotakan seniman, penari, dan duta budaya.
Tokoh utamanya adalah seorang gadis bernama Miranda (diperankan oleh Zsazsa Utari), seorang wanita muda dari Red House yang berambut ungu dan sedang mencari jati dirinya. Saat dia menavigasi berbagai ide dan kepribadian dari empat suku, dia menghadapi kekuatan tersembunyi di dalam negeri yang berusaha menghancurkan harmoni yang rapuh.
Sebagai pemeran utama, Zsazsa Utari berharap dapat memberikan dampak yang baik dari penampilan preview yang telah dilakukan. “Semoga dengan menonton Violet, kita bisa memberikan dampak yang baik untuk semua orang, dimanapun kita bisa memberikan dampak yang positif. Salam toleransi.” Ujar Zsazsa Utari (28/01/23).
Sutradara Violet, Rinaldy Zulkarnain, menyampaikan harapannya agar setiap orang yang menonton Violet bisa merasakan naskah Violet yang twistnya indah.
Teater musikal Violet memiliki banyak aktor, antara lain Claresta Taufan, Ravil Prasetya, Leyla Aderina, Dhea Seto, Rendhy Fabian, Alvin Lapian, Ihwan Zaid, Sabrina Athika, dan masih banyak lagi.
Selain itu, Violet memasukkan kain tradisional daerah Nusa Tenggara Timur atau dikenal dengan tenun ikat ke dalam kostum para pengisi acara dan mempersembahkan kain tenun sepanjang 66 meter pertama di Indonesia. Melalui storytelling dan desain produksi, tim produksi ingin mengangkat pentingnya toleransi di Indonesia.
Editor: Dini Listiyani
Ikuti iNews di Google Berita
Bagikan Artikel: